Picture by Pexel |
Salah satu cara meringankan beban hati menjadi karya siapatau bisa menginspirasi yang lain
Padahal dengan menulisnya tanpa sengaja mencerahkan pikiran pada keruwetan menyesak dada
Mengekspresikan apasaja yang ada disekeliling kita
Entah berupa cinta, kerinduan, kekaguman, maupun kekecewaan
Tak tau bentuknya seperti apa
Akupun demikian kutulis bait - bait ini pada ketidakberdayaan menghadapi suasana hati pada permasalahan yang belum menemukan jawaban, bukan tak bisa namun aku tak berdaya
Aku hanya berusaha mengolah rasaku agar jiwaku tidak rapuh
Ketakberdayaan juga kekuatan untuk membangun hubungan agak bathin ini senantiasa terhubung pada Sang Khalik hanya itu yang aku bisa
Karena pada dasarnya setiap makluk ada berada pada keterbatasan
Ruang Doa
Entahlah aku hanya ingin menuliskan saja semua perasaan yag mengalir
Mengikuti hembusan anila memainkan pucuk daun pandan
Kisah hijaunya melekat menyeka kepala
Cericit burung emprit berhamburan kala kaki kulangkahkan
Seolah terganggu dengan hadirnya langkahku
Ah, maaf aku tak bermaksud menganggu
Hinggap ditanah kembali dengan membawa rumput kering disudut paruh
Terbang dan bersarang di pohon tinggi
Ternyata sedang membangun sarang sang buah hati
Sarang kau bangun dengan cinta kesabaran tak kenal lelah
Pagi kau sambut dengan gembira riuh
Kunikmati hadirnya fajar cantik menawan
Berhias rona merah menyapu nabastala
Kuhirup sejuknya aroma pagi bersama rerumputan basah
Bunga kamboja kuning keemasan gugur dari kelopaknya
Aroma semerbak kamboja berembus bersama anila
Terkadang aku terdiam disudut ruang ini
Terjebak bersama sesaknya nafas
Oh tidak, ak tak mau berlama terjebak disudut ruang
Ruang ini sebenarnya indah
Ruang yang hanya perlu dipenuhi dengan rasa syukur
Aku tak bisa berbuat banyak pada ruang ini
Hanya perlu ku isi dengan bait - bait diksi
Diksi untaian nada bersama butiran tasbih berbungkus doa
Bias bianglala diufuk pertanda harapan selalu ada
Harapan berhambur bersama cumbuan mesra
Terlena lalu tenggelam dalam pengharapan dan rasa takut
Aku siapa hanya sebutir debu tanpa daya
Beterbangan berbaur debu debu cosmos jagad raya
Ruang ini dalam kesendirian
Kesendirian yang sejatinya tak sendiri
Bergerak dan digerakkan untuk selalu dituntun dalam setiap langkah
Dalam kebodohan dan kebutaan walau sejengkal
Tuhan, aku tak berdaya
Kugapai mentari Mu dalam keputusasan
Bukan aku tak mensyukuri setiap jengkal nafas yang kau jejalkan diparu - paru ini
Namun karena keterbatasan diriku dalam memahami Mu
Engkau tau saat putus asa mendera jiwaku yang terus meronta meminta sebuah jawaban
Saat itu hadir secercah pengharapan
Harapan yang pupus pada ketidakmampuan dan penyerahan
Disaat sudah tidak lagi mengharapkan
Harapan dihadirkan untuk menguatkan langkah sebuah langkah panjang
Dihadirkan dengan cinta dan kuasa Sang Pencipta
Aku adalah ketidakmampuan pada malam - malam
Bersimpuh luluh tenggelam pada ketidakberdayaan
Hanya air mata yang mampu kuteteskan
Seraya menangkupkan tangan beruntai butiran tasbih
Menanti ruang penantian pada sebuah jawaban
Jember, 26 Mei 2022
0 Komentar