![]() |
Halo sahabat edukasi nitamarelda,com
Kali ini nitamarelda.com mau berbagi pengalaman pribadi mengikuti seleksi Cipta Puisi Tingkat Nasional mencari 1000 guru menulis puisi yang digelar FIM ( Forum Indonesia Menulis ). Berbekal informasi yang terdampar melalui whatsapp group akhirnya tergeraklah hati ingin ikut mengasah bakat dan uji nyali.
Puisi singkat 20 baris ini adalah puisi bertemakan “Pendidikan dan Kemerdekaan ”. Berawal dari keresahan kegelisahan adanya PPKM kembali pembatasan aktivitas pembelajaran yang tadinya sempat akan ada agenda tatap muka harus full daring selama PPKM berlangsung. Bukan perkara mudah setelah banyak berdiskusi antar guru menghadapi PPKM terbatas tiba – tiba harus banting stir. Tak sengaja berkeluh – kesah dalam coretan. Sedikit melegakan dengan dituangkan dalam bentuk tulisan yang dikompetisikan. Menjadi sedikit refleksi diri bahwa pandemi tak menghalangi kita untuk berprestasi.
Dengan merenung beberapa hari membuat coretan - coretan yang bongkar pasang karena menyesuaikan tema. Pemilihan diksi yang cocok dengan tema menjadi satu hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun sebuah puisi.
Jregg.. Batas pengiriman naskah 7 Juli - 21 Juli 2021 pukul 23.59.
Chat admin beberapa kali untuk memastikan batas akhir pengiriman naskah biar gak kelewat, untung adminnya baik. Barengan dengan tugas pelatihan yang menumpuk juga menata kelas, merancang blend learning yang menguras energi juga ternyata dan bla..bla..blanya yang panjang dalam urusan menata kelas biar daringnya gak garing.
Akhirnya dengan tenaga yang masih tersisa ditambah kantuk mata yang berat terkirimlah naskah puisi tanggal 21 Juli 2021 pukul 10.00 malam melalui email yang sudah ditentukan oleh panitia.
Ada sekitar 3086 pendaftar yang mengirim naskah untuk mengikuti seleksi ini.
Berikut ini puisi yang saya ikutkan, simak yaa !!
Cahaya Harapan di Bangku Sekolah
Nita Hartini
Dari ujung lorong sekolah terurai senyum para guru
Bangku – bangku kosong berdebu ditemani rajut halus sarang laba-laba
Warna hijau pucuk dedaunan menyimpan binar penuh harap
Menyambut saat penantian datang mendekat
Ajaran baru. yahh ajaran baru masa kutunggu
Satu tahun sudah kau renggut kemerdekaan kami
Hari ini kembali kau ambil harapan kami
Kerinduan merasuk tulang sudah kami nanti, bersua sahabat tawa penuh canda
Lagi – lagi kehampaan tanpa tepi
Kau paksa kami mengikuti transformasi digital
Bagaimana mungkin ?!!
Tangan kami masih terlalu ringkih !
Manakala bapak kami kehilangan pekerjaan !! hp pun kami bergantian
Kami hanya anak - anak desa yang tidak punya meja belajar
Kemerdekaan belajar menjadi barang mahal bagi kami ditengah kekacauan ini
Walau tak surut kaki melangkah, tak patah nyala dihati
Merengkuh pendidikan pembentuk insan nurani berkarakter
Tuhan, jika memang bumi Mu marah
Jangan marah pada kami generasi Mu, yang sedang menata langkah
Berbenah menyongsong abad 21
Jember, Juli 2021
Sebagai catatan kecil pengingat.
Semoga cerita puisi ini bisa menjadi inpirasi bagi pembaca yang berkunjung
10 Komentar
Aamiin...
BalasHapusSangat menginspirasi 😍
Semangatnya pak
BalasHapusTes komen.
BalasHapusKeren,ananda Nita. Diksinya nyastra dan enak dibaca. Terima kasih telah berbagi.
BalasHapusmksh bunda Nur
HapusPuisi yang bagus mba
BalasHapustrmksh sudah berkunjung
HapusSiiip
BalasHapusTanda baca "?!!" Tidak boleh kan ya? Dalam kaidah penulisan puisi atau karya sastra.
BalasHapusBtw, nice puisinya cakep
Ayo nulis lagi artikel baru.
BalasHapus